PurbalinggaNews – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) menegaskan ada sepuluh desa untuk pilot project pengentasan stunting. Oleh karena itu Bupati Tiwi mengimbau pada Bapelitbangda Purbalingga pada anggaran perubahan untuk dapat memfokuskan anggaran untuk 10 desa pilot project pengentasan stunting.

“Jadi saya mohon dengan hormat bapelitbangda sebagai motor penggerak, saya minta mulai di perubahan ini ada fokus paling tidak kita mengambil 10 desa untuk pilot project jadi coba dibagi-bagi tupoksinya apa,” kata Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) saat Rapat Koordinasi Penanganan Stunting di kabupaten Purbalingga Tahun 2019 di Ruang Rapat Ardi Lawet, Kamis (11/7).

Pembagian tugas terkait dengan penanganan stunting harus terbagi sesuai dengan tupoksi masing-masing OPD. Seperti halnya DKPP Purbalingga terkait dengan akses pangan yang diprioritaskan ke 10 desa prioritas penanganan stunting.

“Jadi dengan hormat dari masing-masing dinas termasuk Dinpermasdes jadi desa-desa ini wajib hukumnya menganggarkan dd add untuk penanganan stunting,” tegas Bupati Tiwi.

Tidak hanya itu, dari ke sepuluh desa tersebut juga harus ada perhatian dari Pemerintah Desa (pemdes) setempat. Pemkab Purbalingga membantu untuk memfasilitasi, desa sendiri juga harus ikut bertanggung jawab untuk pengentasan stunting.

“Jadi nanti diharuskan 10 desa ini menganggarkan untuk dana desanya untuk pengentasan masalah stunting,” ujarnya.

Kemudian Dinas Pertanian harus memastikan agar bagaimana harga beras khususnya bisa terjangkau masyarakat jadi peningkatan pertanian juga perlu ada di sini. Kemudian di Bagian Perekonomian ikut serta agar bagaimana ekonomi masyarakat di desa-desa bisa terbantu dengan adanya bantuan-bantuan dari pemerintah.

“Dinperindag bantuan-bantuan peralatan kemudian perekonomian bantuan kredit mawar ini menjadi salah satu prioritas di samping ada 49 desa merah yang menjadi prioritas kita jadi ada 59 jadi 10 yang prioritas stunting 49 yang ke desa-desa merah,” lanjut Bupati Tiwi.

Tugas dari Dinas Kesehatan yakni mencerdaskan masyarakat agar bagaimana mereka bisa berperilaku hidup bersih dan sehat. Karena pemikiran tentang hidup bersih dan sehat itu juga menjadi salah satu hal yang penting.

“Termasuk juga dalam rangka agar bagaimana masyarakat ini disadarkan akan pentingnya gizi seimbang,” imbuhnya.

Sebetulnya masyarakat saat ini juga belum paham dampak dari kekurangan gizi itu apa mungkin meeka hanya berpikir kurus. Akan tetapi sebetulnya dari gizi yang kurang, atau kekurangan kecukupan gizi itu bisa berdampak terhadap nilai di perkembangan anak tersebut.

“Jadi nanti bisa berpengaruh terhadap otak, bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan sebagainya,” lanjut Bupati Tiwi.

Jadi mungkin hal-hal ini yang perlu mendapatkan perhatian termasuk disini juga ada PKK. Pada saat pembinaan apalagi pembinaan di desa-desa untuk coba ditekankan apalagi peran wanita ini menjadi sangat penting karena yang namanya wanita ini sudah barang tentu sebagai seorang ibu bertangggung jawab terhadap pola asuh anak.

“Di satu sisi juga harus memberikan asupan gizi yang cukup terhadap anak jadi mungkin ini nanti juga bisa menjadi materi ketika ada penyuluhan dari PKK di desa yang prioritas stunting ini, khususnya yang dasawisma itu bisa kita manfaatkan kader-kader kesehatan, plkb itu mereka harus tahu prioritas stunting itu,” terangnya. (PI-7)